SENI DAN EKSPRESI
secara metaforis dengan cara yang tepat, maka kita dibenarkan untuk
mengatakan bahwa musik adalah ekspresi dari bangsawan. Oleh karena itu, teori ekspresi sebagai contoh metafora memiliki keutamaan besar menawarkan kejelasan yang mengesankan untuk subjek yang sampai sekarang
tidak jelas. Beberapa masalah dengan teori metafora contoh,
musik romantis panas
hangat Muzak
musik elektronik dingin
Misalkan kita mengatakan bahwa sebuah puisi
mengungkapkan beberapa properti emosional yang sangat kompleks, seperti
"akhir abad kesembilan belas, fin-de-siècle, bohemian, keputusasaan dan
kebencian anarkis." Sangat sulit untuk membayangkan merekonstruksi skema
asli label kontras yang mendiami label properti yang kompleks itu. Memang, adil
untuk menganggap tidak ada, kecuali kita ditunjukkan sebaliknya. Namun banyak
dari sifat ekspresif yang kita kaitkan dengan karya seni setidaknya sekompleks
ini. Misalnya, film King Kong adalah ekspresi dari kekurangajaran, kenaifan,
dan sentimentalitas Amerika abad pertengahan. Oleh karena itu, teori
perumpamaan metafora yang kita kaji tampaknya tidak memiliki sumber daya untuk
mengakomodasi semua sifat ekspresif yang ingin kita kaitkan dengan karya seni.
Review: Karena metafora
merupakan sebuah topik kajian utama berbagai disiplin ilmu, terutama
linguistik, teori kesusastraan, filsafat, dan psikologi, konsep-konsep tentang
metafora, termasuk definisinya, sangat beragam (Picken: 1988: 108). Hingga saat
ini, terdapat paling tidak empat teori metafora yang mengungkapkan metafora
dengan berbagai sudut pandang. Berikut ini adalah uraian singkat tentang
keempat teori tersebut, yang secara khusus ditinjau dari perspektif
penerjemahan. Menurut Aristoteles, metafora merupakan sarana berpikir yang
sangat efektif untuk memahami suatu konsep abstrak, yang dilakukan dengan cara
memperluas makna konsep tersebut dengan cara membandingkannya dengan suatu
konsep lain yang sudah dipahami. Melalui perbandingan itu terjadi pemindahan
makna dari konsep yang sudah dipahami kepada konsep abstrak.
fungsi utama metafora adalah
sebagai stilistika atau ornamen retoris, khususnya majas. Danesi (2004: 118)
menambahkan bahwa majas tersebut digunakan untu memperindah ungkapan-ungkapan
dalam puisi. Dengan kata lain, Aristoteles lebih mementingkan metafora sebagai
ekspresi linguistik, bukan sebagai konsep berpikir yang menghasilkan ekspresi
tersebut. metafora menjadi salah satu bidang kajian utama bidang
filsafat, linguistik dan kritik sastra di Barat. Namun, menurut Punther (2007:
10-12), penekanan pada fungsi metafora sebagai ornamen retoris mengakibatkan kajian-kajian
itu hanya terfokus pada upaya upaya untuk membedakan bahasa harfiah dan bahasa
figuratif. Akibatnya, selama hampir 16 abad metafora tidak dianggap sebagai
bagian integral diskursus filsafat dan bahasa sehari-hari, dan pengertian
metafora sebagai perbandingan antara sebuah konsep yang asing (topik) dengan
suatu konsep lain yang sudah dipahami (citra) yang menghasilkan kemiripan
(titik kesamaan) diantara keduanya, yang kemudian dipindahkan kepada topik
sehingga pemahaman terhadapnya meningkat juga tidak mengalami perubahan secara
substantif.
Komentar
Posting Komentar